from BTemplates!

Cara install & memakai theme pihak ke3 di windows xp, vista dan 7


Mengganti theme di windows adalah mengasyikkan, karena kita ngga akan bosan dengan tampilan windows yang begitu2 ajah tiap hari, namun mengganti tema atau motif di windows dengan theme dari pihak ke3 (3rd party) tidak diijinkan oleh windows secara langsung, namun harus di patch (ditambal) terlebih dahulu, agar windows dapat menerima motif yang akan kita pasang.

Ada beberapa tool (alat) untuk mem-patch windows agar bisa menerima theme (motif) pihak ke3 ini, berikut beberapa alat yang dapat kita gunakan sebelum kita dapat memasang theme yang akan kita pakai di windows.

Anda dapat menggunakan salah satu utilitas gratis disebutkan berikut untuk patch Windows Anda dan menggunakan tema pihak ke-3 favorit Anda:

Catatan: Semua peralatan mendukung Windows XP, Vista dan 7.

Universal Theme Patcher

“Universal Theme Patcher” adalah sebuah UxTheme Patcher yang bagus dan mendukung Windows XP SP2/SP3, Server 2003, Vista SP1/SP2, Server 2008 dan Windows 7. Dapat digunakan dalam kedua sistem 32-bit (x86) dan 64-bit (x64).

Berikut langkah sederhana untuk menggunakan alat ini:
Anda hanya perlu menjalankan file EXE dan ia akan meminta Anda untuk memilih bahasa.
Klik tombol OK dan ia akan mendeteksi OS dan kondisi file sistem. Ia akan menunjukkan kepada kita informasi tersebut dan akan meminta kita untuk konfirmasi lebih lanjut.
Klik tombol Yes. Sekarang Anda akan melihat antarmuka utama dari alat ini. Anda hanya perlu untuk mengklik pada tombol “Patch” yang diberikan untuk setiap file:

Setelah Anda mem-patch file, tombol “Restore” akan diaktifkan sehingga Anda dapat mengembalikan filenya semula bila diperlukan.
Restart sistem anda dan Kita akan dapat menggunakan tema pihak ke-3 di Windows tanpa masalah.
VistaGlazz

VistaGlazz adalah sebuah tool gratis yang mudah digunakan untuk menambal UXtheme, dapat digunakan untuk Windows XP, Vista dan windows 7.

Cukup jalankan program, terima perjanjian (accept the agreement) dan klik pada icon pertama “Computer” untuk menambal sistem anda.
UxStyle

Perangkat lunak kecil ini yang bernama UxStyle, akan menambal sistem agar dapat menerima tema pihak ke3, menangani mengaktifkan / menonaktifkan dukungan tema dan driver kernel menangani patching. Untuk platform 64-bit, driver kernel ditandatangani dengan sertifikat digital, seperti yang disyaratkan oleh Microsoft.

Cukup download dan instal alat ini dan bersiap-siap menikmati tema pihak ke-3. Ia bekerja di Windows XP, Vista dan 7.

Perhatikan bahwa ia tidak memiliki UI. Ia akan dijalankan sebagai layanan di latar belakang dan akan memungkinkan Anda untuk menggunakan tema pihak ke-3.
Cara menggunakan tema pihak ke-3

Setelah kita menambal sistem (patch) dengan salah satu utilitas diatas, selanjutnya copy lah file theme nya (mengandungi file .theme dan folder yang berisi file .msstyle) kedalam folder “%windir%\Resources\Themes\“, ( dimana %windir% ini adalah direktory dimana windows kita terinstall didalam sistem drive kita, biasanya sih C:\). Kemudian klik 2x file .theme untuk mengaktifkan temanya, atau gunakan “Desktop Properties” juga bisa.

Cara mudah menampilkan/menyembunyikan file dan folder


Cara mudah menampilkan/menyembunyikan file dan folder
Cara mudah menampilkan/menyembunyikan file dan folder
Kadang2 kita perlu untuk menyembunyikan file atau folder di windows, tujuannya agar file atau folder itu tidak di sentuh atau di modifikasi, baik isi file atau folder yang bersangkutan agar tetap aman, seperti file system windows, file startup sistem, dll. Cara mudah untuk menampilkan dan menyembunyikan file, file hidden, folder hidden, dapat memakai skrip program .vbs berikut, fungsi skrip ini, akan menampilkan file atau folder yang tersebunyi agar dapat kita lihat di windows explorer, dan jika tersembunyi waktu menjalankan skrip ini maka akan di tampilkan, dan kebalikannya. jika sebelumnya di terlihat maka akan di hidden
file/folder nya. Cara buatnya, cukup buka notepad dan masukin kode berikut:

Hidden = "HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\Hidden"
SHidden = "HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\ShowSuperHidden"
Set Sh = WScript.CreateObject("WScript.Shell")
St = Sh.RegRead(Hidden)
If St = 2 Then
Sh.RegWrite Hidden, 1, "REG_DWORD"
Sh.RegWrite SHidden, 1, "REG_DWORD"
Else
Sh.RegWrite Hidden, 2, "REG_DWORD"
Sh.RegWrite SHidden, 0, "REG_DWORD"
End If
Sh.SendKeys("{F5}")


Sudah itu simpanlah dengan nama “Show Hidden Files On Off.vbs” atau nama lain kesukaan kita, dah taruh di desktop atau di Quick launch agar dapat dengan mudah kita menjalankanya jika diperlukan.

Cara Membuat BackUp Driver di window 7


3. CARA MEMBUAT BACKUP DRIVER DI WINDOW 7
Diposkan oleh Yossie CimBhe di 01:52

Back Up dan Restore Driver Windows XP dan 7
Hal ini kita lakukan jika hendak melakukan instal ulang tetapi kita tidak mempunyai driver-driver laptop kita. Jika malas untuk mendownload sebelum install ulang sebaiknya kita backup dulu driver-driver kita. Software yang saya gunakan di sini adalah Driver Genius Pro.
Download Driver Genius Pro 9.0.0.186
[Asixfiles] Driver Genius Pro 9.0.0.186 15,8MB DOWNLOAD
Cara Instal:

1) Install drvgenpro.exe
2) Copy the file “DriverGenius.exe” in install dir, by default:
C:\Program Files\Driver-Soft\DriverGenius
3) Run DriverGenius Pro and use the serial for register the program. (Serial Number sudah ada di dalam rar)

Berikut langkah-langkah Back Up:
1. Jalankan aplikasi Driver Geniusnya. Kemduian pilih Back Up Driver.

2. Setelah proses scan driver kemudian pilih Next.

3. Maka akan muncul jendela Backup Type and Backup Location. Untuk Backup Type pilih default saja. Kemudian Next.

4. Maka proses backup driver sedang berlangsung.

5. Jika proses backup selesai akan muncul gambar seperti di bawah ini:

Jika hendak install ulang sebaiknya folder backup driver (Namanya DriverGenius) yang biasanya terletak di My Document di pindah terlebih dahulu.
Langkah-langkah Restore:
1. Jika proses install ulang selesai. Maka folder backup driver tadi kita copy atau pindah di My Document. Kemudian kita install lagi Driver Genius Pro nya. Setelah itu kita buka.
2. Pilih Restore Driver. Kemudian Pilih Browse my computer for driver backups. Kemudian browse pilih letak dimana folder backup driver tadi kita letakkan. Setelah itu pilih Next.

3. Tunggu proses restore selesai.

Cara Menentukan Meta Pada Blog


Cara Menentukan Meta Pada Blog
Cara memasang meta tag pada blog tapi sebelum kita mengetahui bagaimana ya cara untuk itu tidak ada salahnya untuk para sahabat blogger mengetahui dulu apa pengertian dari meta tag itu sendiri. Meta Tag merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan ranking di search engine karena meta sendiri adalah Tag bahasa dari search engine untuk mengoptimalkan Hasil pencarian seseorang dan sebagai informasi isi dari blog kita kepada search engine.

Meta Tag adalah informasi yang dimasukkan kedalam area “head” dalam suatu halaman website, dimana informasi dalam area head ini tidak terlihat oleh browser pada saat kita melihat halaman website tersebut, tetapi area head ini menjadi sangat penting jika dihubungkan dengan mesin pencari / search engine, karena informasi Meta Tag ini akan ditampilkan dalam mesin pencari / search engine.

Contoh Meta Tag Blog seperti di bawah ini






Itu adalah contoh pengisian meta tag pada salah satu blog saya yang blogspot. Untuk itu dapat kita peroleh beberapa kesimpulan dari contoh pengisian meta tag di atas.

1. Meta Description


Deskripsi blog ini berfungsi sebagai informasi isi dari blog kita agar dapat muncul di search engine. Cara memasangnya hanya memasukkan kata-kata sesuai isi blog kamu dengan koma sebagai pembatas kata. misalnya : ‘berita terbaru,tutorial blog, teknik seo,berita unik’

2. Meta Keyword


Keyword Ini sebagai kata kunci blog kita yang kan di data oleh search engine nantinya. isilah kata-kata penting yang berhubungan dengan blog kita.
Misalnya: blogger, blogspot, komputer, blog hack, software

3. Meta Tags Robots


Tujuan utama penggunaan meta tag robots adalah untuk menentukan halaman web yang mana bisa diindex oleh spider dan halaman web mana yang tidak. Tag ini sangat berguna sekali terutama jika seuatu
website memakai frame untuk navigasinya. Tentunya kita tidak ingin menampilkan menu-menu dalam frame untuk dibaca oleh search engine. Format dasar dari(o-om.com)

4. Meta Author


Meta tags ini tidak terlalupenting hanya untuk mengetahui siapa author dari blog kita. tapi jika anda ingin terkenal silahkan isi saja :D

CARA PASANG META TAGS

1. Masuk ke Layout—>Edit HTML

2. Lalu Pasang Meta Tags Dibawah Code

3. Contoh

.CARA MENINGKATKAN PENGUNJUNG BLOG


1.CARA MENINGKATKAN PENGUNJUNG BLOG

1. Berikan gambar pada tiap masing-masing posting di blog

Gambar memberikan kesan tersendiri pada ilustrasi sebuah posting di blog. Selain itu, gambar cukup mudah untuk masuk kepada indeks pencarian google. Terutama pencarian khusus pada sebuah gambar tertentu. Dalam blog yang saya buat ini, pengunjung blog yang berasal dari pencarian gambar mencapai lebih dari 30% (hingga saat ini). Hal tersebut berarti bahwa gambar memberikan peran yang signifikan terhadap tingkat popularitas sebuah blog

Catatan: Jangan lupa untuk memberikan nama gambar yang mudah dicari. Jika nama gambar aslinya cukup susah atau tidak teratur, lakukan rename terhadap nama gambar sebelum menguploadnya ke dalam blog. Misalkan, anda akan membuat posting dengan judul Pariwisata Indonesia. Maka Gambar-gambar yang ada di dalamnya juga harus diberi nama sesuai dengan judul posting tersebut. Misal: Lambang Indonesia, Peta Indonesia, dan Berita Indonesia.


2. Tinggalkan alamat blog anda ketika anda melakukan komentar terhadap blog lain

Sering mengunjungi blog lain adalah hal yang berguna. Pertama, kita dapat belajar bagaimana cara penulisan orang lain ketika mengisi posting di sebuah blog. Kedua, kita dapat menambah berbagai macam pengetahuan yang mungkin belum atau tidak kita dapat. Ketiga, kita dapat bertukar informasi lewat komentar-komentar yang ada di blog. Keempat, kita dapat meningkatkan rating blog kita dengan meninggalkan alamat pada komentar-komentar mereka. Ini penting, karena orang yang berkunjung atau setidaknya pemilik blog akan tahu bahwa kita mempunyai alamat blog dan sesekali akan mengunjunginya.

Alamat yang ditinggalkan pada komentar blog orang lain dapat berupa alamat blog secara utuh maupun alamat blog pada posting tertentu yang berhubungan dengan komentar anda. Biasanya yang kedua itu lebih sopan daripada meninggalkan alamat blog utuh yang tidak mempunyai tujuan.


3. Berikan beberapa sumber referensi dari blog atau web lain (pada posting yang anda ambil dari tempat lain)

Jika anda mengambil artikel dari tempat lain, maka ada baiknya jika anda memberikan referensi tempat dimana artikel tersebut diambil. Hal tersebut mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, hal tersebut merupakan bentuk sopan santun dalam pengkopian sebuah hasil pemikiran. Kedua, referensi tersebut akan meningkatkan rating blog anda (setidaknya dalam penilaian alexa.com) atau jika didalam manajemen sebuah blog, beberapa manajemen blog akan menunjukan referensi tempat di mana ia sering diakases. Hal tersebut akan mencatat dari mana blog mereka akan diakses dan jika itu berasal dari blog kita. Maka blog kita akan memeperoleh keuntungan juga dari situ.

4. Buatlah artikel yang orisinil dan menarik

Jangan membuat blog dengan artikel aneh-aneh yang kita sendiri tidak tahu maksud dan tujuannya. Buatlah blog dengan artikel yang simpel, namun kita dapat melakukan manajemen dan pengembangannya secara berkala dan teratur. Sebagai contoh : kita dapat membuat blog sebagai buku harian kita atau membuat blog untuk menuangkan uneg-uneg dan pemikiran kita yang selama ini terpendam. Kita juga dapat menuangkan ide-ide yang aneh dan jika beruntung, akan ada orang yang menanggapinya dan kita dapat berdiskusi di dalamnya.

5. Buatlah artikel secara teratur

Blog dibuat untuk diisi dan diisi secara teratur, bukan untuk dibuat dan diisi kemudian ditinggalkan. Lebih baik kita mengisinya setiap sebualan sekali daripada mengisinya 20 kali sebulan dan kemudian kita menginggalkannya untuk jangka waktu satu tahun. Hal itu akan memeberi kesan bahwa blog tersebut tidak aktif, dan search engine pun akan sulit untuk melakukan indeks terhadapnya.

6. Ada baiknya sesekali mempromosikan blog lewat jejaring sosial

Mempromosikan blog lewat jejaring sosial mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, jelas kita mempromosikan blog kepada orang-orang yang sudah kita kenal. Hal ini memberikan keuntungan setidaknya orang-orang tersebut tahu kita dan sering meninggalkan komentar pada blog kita. Hal tersebut tentu akan meramaikan suasana blog dan berujung pada peningkatan popularitas. Kedua, promosi lewat jejaring sosial akan lebih mudah dalam hal melakukan re-share oleh orang lain. Jika teman kita suka isi blog kita, biasanya dia juga akan membagikan alamat blog kita kepada orang lain dengan mengklik tombol share atau dengan beberapa langkah lain.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN BUDIDAYA JAMBU BIJI


Buah jambu biji memiliki potensi yang cerah seiring dengan pemahaman masyarakat untuk mengonsumsi buah sebagai bagian dari pola hidup sehat. Disamping itu kandungan serta manfaat yang dimiliki jambu biji bagi kesehatan menimbulkan daya tarik tersendiri untuk mengonsumsi buah jambu biji. Namun demikian jika hanya diusahakan secara ala kadarnya tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Diperlukan keseriusan dalam penanganan serta pengetahuan yang memadai tentang budidaya jambu biji ini. Sebagai kelanjutan dari informasi budidaya jambu biji, berikut ulasan mengenai teknik penanaman serta pemeliharaan tanaman jambu biji dalam budidaya jambu biji.

TEKNIK PENANAMAN

Penentuan Pola Tanaman

Setelah terjadi proses perkecambahan biji yang telah cukup umur ditempatkan pada bedeng-bedeng yang telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah dan berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yang telah dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang penanaman. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.

Pembuatan Lubang Tanaman

Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu dimaksudkan agar jasad renik yang akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10 m.

Cara Penanaman

Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula dan tanah di bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek q 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 2 pekan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam, penanaman tidak perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore), kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.

Lain-lain

Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yang memuaskan.

Penjarangan dan Penyulaman

Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.

Penyiangan

Selama 2 minggu setelah bibit yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.

Pembubunan

Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.

Perempalan

Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.

Pemupukan

Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:

a) Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.

b) Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.

c) Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon.

Cara pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan bekas galian terdahulu.

Pengairan dan Penyiraman

Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari.

Waktu Penyemprotan Pestisida

Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi cuaca dan juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.

Pemeliharaan Lain

Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.

cara panen cabe


Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot tidaklah susah, sama seperti kita memelihara tanaman lainnya. Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot tidak ubahnya seperti kita menanam bunga, dari memilih benih atau bibit bunga, kemudian menyiapkan media tanamnya yaitu wadah plastik (polybag) atau pot dan tanahnya yang dicampur pupuk organik atau pupuk kandang. serta menanam bibit bunga dan merawatnya hingga menghasilkan bunga yang diinginkan. Ikuti Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot yang saya lakukan yang sebelumnya belum pernah menanam cabai rawit tetapi sekarang cabai rawit itu telah berbuah sempurna.
panen_cabai_rawit_perdana3

Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot

Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot yang saya terapkan berawal dari sebuah riset sederhana, di mana ketika kita hidup di perkotaan atau hidup di perumahan yang lahan nya sempit dan terbatas kita bisa melihat berbagai tumbuhan baik tanaman bunga atau tanaman buah jarang sekali diserang penyakit. Hal ini berbalik 180 derajat ketika saya pulang kampung di mana tanaman apa pun jenisnya pasti akan diserang penyakit, seperti pohon mangga yang tumbuh di samping rumahku di kampung batangnya tidak pernah normal karena diserang hama penggerek batang namanya, jadi batangnya atau dahannya selalu patah dan lama-lama pohonnya kan mati. Kemudian saya memilih tanaman cabai rawit karena buah yang satu ini tidak akan terlepas dari kehidupan manusia, dan harganya kadang-kadang menjadi isue yang hot sesuai dengan rasanya, intinya tumbuhan ini vital bagi kehidupan saya dan para pencinta gorengan.

Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot saya lakukan dalam beberapa tahapan :

Saya membaca beberapa referensi dari internet dan juga melihat video berbagai teknik atau Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot di youtube.
Membeli benih ditoko pertanian, jika kita awam jangan sungkan-sungkan bertanya atau berkonsultasi dengan pemilik kios penjual alat , obat dan benih-benih pertanian, cari benih yang unggul.
Sambil membeli benih kita juga bisa membeli alat-alat yang kita butuhkan seperti plastik polybag untuk penyemaian benih dan penanaman cabai rawit, pupuk anorganik, alat penyemprot hama dan juga obatnya.
Menyemai benih cabai rawit dengan menggunakan polybag yang kecil.
Sambil menunggu bibit cabai rawit berumur sekitar 3 – 6 minggu kita menyiapkan tempat penanaman dalam polybag besar.
Setelah bibit cabai rawit siap tanam, maka kita pasang sanitasi atau cara pengairan menggunakan pipa dan selang yang terhubung dengan bak penampungan air.
Masa perawatan adalah masa yang sangat menyenangkan dan membosankan, karena kita harus rajin menyirami dan juga memberantas hama yang menyerang.
Perawatan Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot dengan proses yang baik akan menghasilkan panen yang maksimal.


Read more: http://satriamadangkara.com/cara-budidaya-cabai-rawit-dalam-polybag-atau-pot/#ixzz1hX4F07U4

cara panen kelapa sawit


Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika dihitung mulai penanaman di lapaangan maka tanaman berbuah dan siap panen pada umur 2,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan.

Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilakan buah 20-22 tandan/tahun. Pada tanaman yang semakin tua produktivitasnya semakin menurun menjadi 12-14 tandan/tahun. Banyaknya buah yang terdapat dalam satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, lingkungan dan teknik budidaya. Jumlah buah pertandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1600 buah.

Proses pematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.

Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan mengangkut buah ke tempat penampungan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak dilakukan secara sembarang. Perlu memperhatikam beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang harus diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen, sistem panen serta mutu panen.


A. Kriteria Matang Panen

Matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi. Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga, sedangkan secara fisiologi dapat dilihat dari kandungan minyak yang maksimal dan kandungan asam lemak bebas yang minimal. Pada saat matang tersebut dicirikan pula oleh membrondolnya buah. Jumlah brondolan buah inilah yang dijadikan dasar untuk memanen tandan buah, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat 2 brondolan.

B. Cara Panen

Berdasarkan tinggi tanaman, ada 2 cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit. Untuk tanaman yang berumur < 7 tahun cara panen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-12,5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu. Sedangkan tanaman yang berumur 7 tahun atau lebih pemanenan menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur dipiringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH.

C. Rotasi Panen

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebuanan kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemanen tiap 7 hari. Rotasi panen diangap baik bila buah tidak terlalu matang, yaitu menggunakan sistem 5/7. artinya dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya. Pemanenan dilakukan terus menerus sepanjang tahun.

D. Sistem Panen

Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.
a. Sistem Giring
Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanenan pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, dan begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan pemanenan dan hasil panen lebih cepat sampai ke TPH dan pabrik. Namun ada kecenderungan pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah atau brondolan yang tertingal karena pemanenannya menggunakan sistem borongan.

b. Sistem Tetap
Sistem ini sangat baik diterapakan pada areal perkebunan yang sempit, topografi terbuka atau curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanenan diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkanpun tinggi. Namun kelemahan sistem ini buah lebih lambat keluar sehingga lambat pula sampai ke pabrik.

E. Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal. Tujuannya untuk mendapatkan satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1:5, artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal 1 tandan yang matan panen. Agar lebih akurat di dalam penentuan kerapatan panen, dapat ditentikan selama 1 hari sebelum panen buah. Perhitungan dilakukan khususnya pada areal yang keesokanya akan dipanen. Untuk menghitung kerapatan panen dalam satu areal, dapat mengambil beberapa pohon yang akan digunakan sebagai contoh secara sistematis, misalnya di dalam satu blok diambil sebanyak 10 baris tanaman sebagai barisan pohon contoh, kemudian di dalam setiap barisan tersebut ditentukan pula sebanyak 10 batang pohon untuk contoh perhitungaan. Dengan demikian, di dalam satu blok akan digunakan 100 pohon contoh. Selanjutnya pada setiap pohon tersebut dilakukan perhitungan dan pencatatan jumlah tandan yang matang panen. Jika ternyata di dalam satu blok tersebut ditemukan sebanyak 25 tandan yang matang panen maka kerapatan panennya adalah 1:4. Hal ini berati rata-rata 4 pohon akan dapat dijumpai 1 tandan yang matang panen. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan langsung oleh mandor yang bersangkutan sehingga hasil akan lebih akurat.

F. Kebutuhan Tenaga Panen

Untuk menghitung kebutuhan tenaga panen dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan tenaga panen = (A x B x C x D)/E
Keterangan :
A = luas ancak yang akan dipanen (ha)
B = kerapatan panen
C.= rata-rata berat buah (kg)
D = populasi tanaman/ha
E = kapasitas panen/HK

Contoh perhitungan:
A = luas areal yang akan dipanen 100 ha
B = kerapatan panen I :5
C = rata-rata berat buah 10 kg
D = Populasi tanaman 143 batang/ha
E = Kapasitas panen 750 kg/HK
Keburuhan tenaga panen sebanyak

(100 ha x (1 : 5) x I0 kg x 143 batang/ha)/750 kg per HK
= 38 pemanen/hari kerja

Bagi perkebunan yang tidak melakukan servei kerapatan panen, jumlah tenaga kerja ditentukan berdasarkan estimasi produksi dan hari kerja dalam satu tahun, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Kebutuhan tenaga panen = (A – B)/(C:D)

Keterangan :
A = total estimasi produksi/tahun (kg)
B = panen pada hari libur/tahun (kontanan)
C = kapasitas panen maksimal/HK
D = jumlah hari kerja/tahun
Contoh perhitungan:
A = total estimasi produksi/tahun 2.500.000 kg
B = panen pada hari libur 10%/tahun (jika ada)
C = kapasitas panen maksimal 1.500 kg/HK
D = jumlah hari kerja sebanyak 294 hari/tahun
(dipotong hari Minggu, hari libur, dan hari cuti)

Kebutuhan tenaga panen sebanyak
(2.500.000 kg - 10%)/(1.500 kg/Hk : 294 hari/tahun)
= 5 pemanen/hari kerja
Di samping dua rumus tersebut, ada juga beberapa perkebunan yang tidak melakukan survei kerapatan panen, tetapi menentukan jumlah tenaga kerja dilakukan berdasarkan rata-rata hasil produksi/ha dalam satu tahun, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kebutuhan tenaga panen = (A x B)/(C : D)

Keterangan :
A = rata.-rata hasil/ha/tahun (kg)
B = total areal tanaman keseluruhan (ha)
C = kapasitas panen maksimal/HK
P = jumlah hari kerja/tahun.

Contoh perhitungan:
A = rata-rata hasil 24.000 kg/ha/tahun
B = total areal tanaman 1.000 ha
C = kapasitas panen maksimal 1.500 kg/HK
p = jumlah hari kerja sebanyak 294 hari/tahun

Kebutuhan tenaga panen sebanyak

(24.000 kg/ha x 1000 ha)/( 1.500 kg/HK : 294 hari/tahun)
= 54 pemanenlharikeria

G. Fraksi TBS dan Mutu Panen

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini.

Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam prosentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3.

Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan terkumpulnya brondolan, serta pengangkutan yang lancal maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan sebagai berikut.
• Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat tandan seluruhnya.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan.

H. Pengangkutan TBS ke Pabrik
TBS harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus segera diolah. Buah yang tidak segera diolah, akan mengalami kerusakan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan. Alat angkut yang dapat digunakan dari kebun ke pabrik, di antaranya lori, traktor gandengan, atau truk. Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik dibanding dengan alat angkutan lain. Guncangan selama perjalanan lebih banyak terjadi jika menggunakan truk atau traktor gandengan sehingga pelukaan pada buah lebih banyak. Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah pekerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit.

mengatasi hama walang sangit


Kementrian Pertanian dalam beberapa tahun terakhir ini telah mencapai swasebada beras. Untuk mencapai keberhasilan tersebut tidaklah mudah karena adanya beberapa hama yang dapat mengganggu tanaman padi, diantaranya hama serangga Walang Sangit(rice bug)dengan bahasa latinnya Leptocorisa oratorius (Fabricius). Hama ini, bila diganggu akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau yang kurang sedap. Agar tanaman padi tidak terserang oleh hama serangga Walang sangit dapat dilakukan pencegahan di awal atau setelah terserang hama.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50 persen. Diduga bahwa populasi 100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25 persen. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27 persen. Kwalitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah1.
Dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), penyuluh pertanian di langangan perlu dibekali dengan informasi bagaimana cara mengatasi serangan hama walang sangit pada tanaman padi. Seperti kita ketahui bersama, bahwa hama serangga walang sangit ini hampir tidak pernah tidak ada pada setiap musim tanam padi, hanya saja tingkat serangannya yang berbeda-beda. Untuk itu, hama serangga walang sangit ini adalah merupakan salah satu hama yang perlu diwaspadai karena bila lalai gabah menjadi hampa.
Walang sangit (Gb. 1) merupakan hama yang umum ada pada setiap musim tanam padi. Hama ini dapat merusak bulir padi pada fase pemasakan. Mekanisme merusak Walang sangit adalah dengan menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Apabila diganggu, serangga Walang sangit ini akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau kurang sedap. Selain sebagai mekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk menarik walang sangit lain dari spesies yang sama. Walang sangit dapat merusak tanaman ketika mencapai fase berbunga sampai matang susu.
Sampai sekarang belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit. Berdasarkan cara hidup walang sangit, tanam serempak dalam satu hamparan merupakan cara pengendalian yang sangat dianjurkan. Setelah ada tanaman padi berbunga, walang sangit akan segera pindah dari rumput-rumputan atau tanaman sekitar sawah ke pertanaman padi yang pertama kali berbunga. Sehingga jika pertanaman tidak serempak pertanaman yang berbunga paling awal akan diserang lebih dahulu dan tempat berkembang biak . Pertanaman yang paling lambat tanam akan mendapatkan serangan yang relatif lebih berat karena walang sangit sudah berkembang biak pada pertanaman yang berbunga lebih dahulu. Dianjurkan beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5 bulan.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama serangga Walang sangit adalah menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta gabah menjadi hampa (Gb. 2).
Hama ini dapat dikendalikan melalui beberapa langkah, seperti:
- mengendalikan gulma, baik yang ada di sawah maupun yang ada di sekitar pertanaman;
- meratakan lahan dengan baik dan memupuk tanaman secara merata agar tanaman tumbuh seragam;
- menangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan;
- mengumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, claging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam;
- menggunakan insektisida bila diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi.
Salah satu akibat serangan hama serangga Walang sangit ini, beras akan mengalami perubahan warna dan mengapur. Dengan demikian pencegahan yang dapat dilakukan setelah tanaman padi terserang hama walang sangit adalah dapat menggunakan beberapa jenis insektisida (bila diperlukan) antara lain, yang berbahan aktif seperti :
- BPMC dengan nama dagang Bassa, Kiltop, dan Baycard
- Fipronil dengan nama dagang Regent
- Metolkarb dengan nama dagang Rexal
- MIPC dengan nama dagang Mipcin, Mikarb, Dharmacin atau
- Propoksur dengan nama dagang Poksindo.

hama-hama pada padi


HAMA-HAMA PADA TANAMAN PADI

Padi merupakan makanan bahan makanan pokok bagi rakyat Indonesia. Sebagian masyarakat kita ada yang menggunakan bahan makanan pokok yang lain seperti sagu, jagung dan sorghum. Akan tetapi padi lebih dominan dan lebih popular dibanding dengan bahan makanan pokok yang lain meskipun harganya lebih mahal.

Untuk menciptakan padi yang bagus maka diperlukan juga bibit yang unggul dan juga program penanaman padi yang bagus. Namun dengan adanya bibit baru tersebut menimbulkan munculnya hama-hama tanaman baru. Hama dan penyakit padi sangat beragam, disamping faktor lingkungan (curah hujan, suhu dan musim) sangat mempengaruhi terhadap produksi padi. Hama padi sangat mempengaruhi produksi padi dan kualitas padi. Hal ini menyebabkan para petani kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Maka dari itu harus dilakukan penyuluhan mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.

Berikut ini adalah beberapa hama-hama yang menyerang tanaman padi menurut Kartaspoetra pada tahun 1993, antara lain sebagai berikut:

Hama Sundep

Hama dengan nama latin Scirpophaga innotata berkembang di daerah pantai dan pedalaman yang memiliki ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hama ini muncul dari telur-telur yang dibawa oleh kupu-kupu kecil bewarna putih. Kupu-kupu tersebut melakukan invasi ketika musim hujan yang terjadi pada bulan Oktober-November. Telur-telur itu menetas menjadi ulat yang merusak padi.

Hama ini menyerang daun padi muda yang menyebabkan daun menguning dan lama-lama akan mati. Untuk membasmi hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:

Menghancurkan dan memberantas telur sebelum menetas.

Disemprot dengan obat pestisida.

Ulat penggerek

Ulat penggerek atau Scahunobius bipunctifer adalah hama yang merusak batang padi yang masih muda yang lunak. Cara untuk membasmi hama ini adalah dengan cara menggunakan obat insektisida.

Hama Wereng coklat

Nama latin dari hama wereng coklat adalah Nilapervata lungens. Hama ini selalu menghisap cairan dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah padi yang masih lunak. Hama wereng hidup di habitat yang lembab, gelap dan teduh. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida dan membasmi bibit-bibit wereng dengan membakarnya.

Hama Wereng hijau

Hama yang memiliki nama latin Nephotettix apocalis ini merusak kelopak dan urat-urat pada tanaman padi. Hama wereng hijau mempunyai alat penghisap yang kuat pada moncongnya.

Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.

Lembing hijau

Lembing hijau memiliki nama latin Nezara viridula dan berkembang di daerah beriklim tropis. Hama lembing hijau hidup dengan berkoloni. Serangan hama ini tidak sampai menghampakan padi, namun dampaknya membuat kualitas padi menjadi jelek. Hama ini dapat dibasmi dengan menggunakan insektisida sesuai aturan.

Walang sangit

Walang sangit adalah binatang yang memiliki bau menyengat. Hama ini hidup bersembunyi di rerumputan dan berinvasi pada tanaman padi muda ketika berbuah. Pembasmian hama ini dilakukan pada malam hari menggunakan lampu petromak dengan umpan katak, ketan dan memanfaatkan insektisida.

Hama putih

Hama ini mempunyai nama latin Nymphula depunctalis. Hama putih menyerang dan bergelantungan pada daun padi hingga daun berwarna keputih-putihan. Hama ini memiliki sifat semi aquatil (menggantungkan hidup pada air untuk bernafas dengan udara). Pembasmian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yang ramah lingkungan.

Ganjur

Hama yang memiliki nama latin Pachydiplosis oryzae berkembang di daerah persawahan di China, India, dan Asia Tenggara. Hama ganjur menyerang tanaman padi yang penanamnya terlambat, sekitar bulan Februari dan April. Hama ini meletakkan telur-telurnya pada kelopak daun padi. Telur-telur tersebut nantinya akan menjadi larva yang bergerak menuju dan memasuki batang padi. Hama tersebut menyerang padi dengan membuat daun menjadi selongsong dan lama-lama padi akan mati dikarenakan tidak dapat berfotosintesis. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengatur pengairan jangan sampai padi terendam dan disinari dengan lampu petromak. Untuk pembasmian hama ganjur dapat disemprot menggunakan pestisida dengan dosis tepat secara teratur.

mengatasi hama tikus


Hama tikus
Diantara berbagai jenis hama, tikus (rattus argentiventer) merupakan hama yang paling menjengkelkan karena sulit diberantas. Tikus merupakan binatang bersifat jera hama, yaitu tidak akan memangsa umpan beracun yang sama bila ia pernah memakannya. Perkembangbiakannya pun sangat cepat. Dalam setahun sepasang tikus mampu beranak hingga 1.270 ekor.
Tikus menyerang tanaman padi mulai dari yang masih di persemaian, stadia vegetatif sampai setelah membentuk biji. Artinya, tikus sangat menyukai daun, batang, maupun biji padi. Dalam pengendaliannya, sebaiknya dilakukan dengan cara-cara terpadu.
Teknik Budidaya
Pengendalian Hama Tikus dengan cara ini adalah melakukan penanaman padi secara serentak agar serangan hama tidak mengarah hanya pada beberapa petak sawah saja. Idealnya, penanaman serentak dilakukan pada sawah seluas 20 hektar. Bila penanaman serentak tidak mungkin dilakukan karena petani di sekitar areal persawahan kita tidak mau melakukannya maka dengan teknik ini setidaknya sudah dapat mengurangi intensitas serangan hama tikus.
Cara Biologis
Pengendalian tikus secara biologis antara lain membiarkan berbagai hewan predator tikus seperti ular sawah dan burung hantu hidup di sekitar aral persawahan.
Cara Fisik
Pengendalian tikus secara fisik dilakukan dengan cara pemasangan perangkap. Perangkap tikus berupa anyaman kawat besi — banyak dijual di pasaran — yang di dalamnya diberi umpan.
Untuk menghemat, perangkap bisa dibuat sendiri dari batang bambu. Caranya, batang bambu berdiameter 9 cm dipotong sepanjang 30 cm. Salah satu ujungnya harus tertutup ruas dan ujung lainnya terbuka (mirip lubang). Setelah dinding bambu diolesi lem tikus, masukan umpan ke dalamnya. Tikus akan tertarik untuk masuk lubang dan tubuhnya melekat pada lem.
Selain dengan lem, bagian dalam batang bambu juga bisa diolesi bubur kanji yang sudah dicampur dengan gerusan cabe rawit. Namun, batang bambu yang digunakan untuk cara ini kedua ujungnya harus terbuka. Letakan perangkap ini di depan lubangnya atau pada tempat-tempat yang sering dilalui tikus. Tikus yang melewati terowongan bambu tersebut akan terkena kanji pedas sehingga matanya menjadi buta dan akhirnya mati.
Bisa juga tikus diberi umpan dengan menggunakan umbi gadung. Bila tujuannya untuk menekan perkembangbiakan tikus, umbi yang digunakan adalah umbi gadung KB (dioscorea composita). Sementara bila tujuannya untuk mengurangi populasinya, umbi yang digunakan harus umbi gadung racun (dioscorea hispida). Pemberian umpan ini yang terbaik saat tanaman berada pada fase vegetatif. Bila umpan diberikan pada fase generatif, umpan tidak akan dimakan karena tikus lebih tertarik pada bulir padi.
disamping menggunakan perangkap dan umpan, cara lain adalah dengan menggunakan buah jengkol atau mengkudu yang sudah hampir busuk. Kedua buah tersebut menyebarkan aroma bau tidak sedap yang tidak disukai tikus. Cara penggunaannya adalah dengan mengiris-irisnya, lalu disebarkan di areal sawah yang diserang tikus.
Cara Mekanis
Pengendalian Tikus secara mekanis adalah melakukan upaya goropyokan, yaitu memburu tikus dengan menghancurkan atau membongkar sarang-sarang tikus yang ada di sekitar areal persawahan. Biasanya dari sarang tersebut tikus akan keluar. Selain pembongkaran, cara lain untuk mengeluarkan tikus dari sarangnya dengan pengomposan atau pengasapan belerang.
Tikus yang keluar dari sarangnya harus langsung ditangkap dengan cara diburu. Untuk memudahkan dalam perburuan bisa menggunakan bantuan anjing. Supaya lebih efektif, sebaiknya dilalukan secara bersama-sama dengan petani lain. Akan lebih baik lagi apabila kegiatan ini dilakukan oleh petani yang berbeda di areal yang berbeda pula. Namun, jika hal ini tidak bisa dilakuakan maka perlakuan di areal yang sama pun setidaknya dapat mengurangi populasi tikus.

cara mengatasi hama wereng pada coklat


Wereng Coklat masih dianggap hama utama pada tanaman padi. Kerusakan akibat serangan hama ini cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Secara langsung wereng coklat akan menghisap cairan sel tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. Berikut cara pengendalian hama wereng coklat :

1. Tanam padi Serempak

Pola tanam serempak dalam areal yang luas dan tidak dibatasi oleh admisistrasi dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng coklat karena jika serempak, hama dapat berpindah-pindah ke lahan padi yang belum panen. Wereng coklat terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atay lautan.

2. Perangkap Lampu

Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan migrasi dan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya, khususnya wereng coklat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap lampu yang terdapat di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan luas jangkauan tangkapannya. Kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap yang dipasang.

Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas dari naungan dengan ketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang digunakan adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam 18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi, maka pada penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen.

Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu, yaitu wereng-wereng yang tertangkap dikubur, atau keringkan pertanaman padi sampai retak, dan segera setelah dikeringkan kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida yang direkomendasikan.

3. Tuntaskan pengendalian pada generasi 1

Menurut Baihaki (2011), perkembangan wereng coklat pada pertanaman padi dapat terbagi menjadi 4 (empat) generasi yaitu :

- generasi 0 (G0) = umur padi 0-20 HST (hari Sesudah Tanam)

- Generasi 1 (G1) = Umur padi 20-30 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-1

- Generasi 2 (G2) = Umur padi 30-60 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-2

- Generasi 3 (G3) = umur padi diatas 60 HST.

Pengendalian wereng yang baik yaitu :

Pada saat generasi nol (G0) dan generasi 1 (G1).
Gunakan insektisida berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
Pengendalian wereng harus selesai pada generasi ke-1 (G1) atau paling lampat pada generasi ke -2 (G2).
Pengendalian saat generasi ke-3 (G3) atau puso tidak akan berhasil

4. Penggunaan Insektisida

Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran
Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

penangan pasca panen padi yang baik


Oleh: Dewa Ketut Sadra Swastika Data statistik menunjukkan bahwa sampai 1995/1996 kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen mencapai 20,5 persen (Tabel 3). Data kehilangan hasil tahun 2005-2007 memang cukup rendah yaitu 10,82 persen. Namun data tersebut tidak dapat dibandingkan dengan data sebelumnya karena dua alasan yaitu: (1) metoda pengukuran kehilangan hasil berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, (2) pengukuran kehilangan hasil hanya dilakukan pada musim kemarau, karena berbagai hambatan. Sementara itu, kehilangan hasil pada musim hujan jauh lebih tinggi dari pada musim kemarau. Untuk mendapatkan data kehilangan hasil yang mewakili kondisi sesungguhnya, seyogyanya pengukuran dilakukan pada kedua musim. Berdasarkan data tahun 1995/1996, kehilangan hasil terbesar terjadi pada saat panen, diikuti oleh perontokan (Tabel 3). Perbaikan teknologi harus diprioritaskan pada dua kegiatan ini, diikuti dengan teknologi pengeringan dan penggilingan. Jika total kehilangan hasil dapat ditekan dari 20,5 persen menjadi 10-15 persen, maka kontribusinya dalam produksi padi nasional akan cukup besar, bahkan dapat membebaskan Indonesia dari impor beras. Prof. Dr. Ibrahim Manwan (mantan Kepala Puslitbang Tanaman Pangan) telah lama mengungkapkan bahwa penurunan kehilangan hasil pada panen dan pasca panen merupakan prioritas kedua setelah peningkatan indeks pertanaman, dalam upaya meningkatkan produksi padi nasional. Tingginya tingkat kehilangan hasil padi terutama disebabkan oleh masih rendahnya penerapan teknologi, baik pada pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan maupun pada penggilingan. Dalam upaya memperbaiki penerapan teknologi pasca panen, dalam tahun 2009-2010, Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP), Kementerian Pertanian melaksanakan Proyek Strategi Peningkatan Sistem Pasca Panen Padi di Indonesia (Strategy for Improving the Rice Post Harvest System in Indonesia), dengan bantuan hibah dari FAO. Sebagian besar kegiatan proyek berupa pelatihan (training) untuk Penyuluh, Petugas Statistik Kabupaten, dan Kelompok Tani dalam Teknologi Penanganan Pasca Panen Yang Baik (Training Course on Good Post Harvest Handling) dan Metoda Pengukuran Kehilangan Hasil Padi (Training Course on Loss Assessment Methodology and Preparation for Loss Assessment). Selain itu, juga ada kegiatan pengkajian tentang: (1) Kendala petani, buruh tani, dan pedagang dalam penerapan teknologi pasca panen padi; (2) Pengukuran kehilangan hasil pada panen dan pasca panen; (3) Peran kelompok tani dan buruh tani dalam penerapan teknologi pasca panen padi; (4) Kinerja pemasaran gabah; dan (5) Studi peran gender dalam pasca panen padi. Karena keterbatasan dana dari FAO, maka pilot proyek ini hanya mengambil lokasi di dua kabupaten yaitu: Subang di Jawa Barat dan Lamongan di Jawa Timur. Berikut ini adalah deskripsi kondisi penanganan panen dan pasca panen di Indonesia, dengan kasus Kabupaten Subang dan Lamongan. Teknologi Panen Kriteria yang umum digunakan petani untuk menentukan waktu panen adalah ciri fisik, yaitu padi sudah menguning 90-95 persen. Panen umumnya dilakukan dengan memotong padi dengan sabit biasa. Untuk padi varietas unggul yang mudah rontok, jika sabit yang digunakan kurang tajam, akan menyebabkan banyak gabah yang rontok pada saat panen. Dari wawancara dengan petani dan buruh panen di Kabupaten Subang (Jawa Barat) dan Lamongan (Jawa Timur) diperoleh informasi bahwa sabit bergerigi yang pernah diintroduksikan oleh Ditjen PPHP-Kementerian Pertanian sulit diterima oleh petani dan buruh panen karena berbagai alasan: (1) terlalu tipis sehingga kurang kokoh, (2) hanya dapat digunakan untuk panen padi, tidak dapat digunakan untuk menyabit rumput pakan ternak, (3) tidak tersedia di pasar, karena tidak ada bengkel atau pande besi yang mau membuat sabit bergerigi. Setelah dipotong dengan sabit biasa, dilakukan penumpukan sementara sebelum dirontok. Penumpukan sementara padi umumnya tidak menggunakan alas, sehingga turut berkontribusi pada kehilangan hasil. Terlebih lagi jika penumpukan dilakukan berhari-hari, tentu kehilangan hasil akan lebih tinggi, baik karena susut kuantitas maupun mutu gabah. (Bersambung)

penanggulangan hama tikus


Penanggulangan Hama Tikus dalam usaha Budidaya Pertanian
Feb.27, 2011 in Pengetahuan Umum, Umum, Usaha Perkebunan, Usaha Pertanian

Salah satu jenis hama yang cukup menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya pertanian adalah tikus. Gangguan hama tikus ini sudah dimulai sejak dari persemaian hingga pada hasil pertaniaan yang sudah di simpan didalam gudang. Hama tikus dapat dengan cepat berkembang terutama bila mata rantai makanannya tidak terputus dan hama tikus juga mempunyai kemampuan untuk beradaptasi bilamana rantai makanannya terputus dengan alternatif rantai makanan lainnya. Serangan hama tikus hampir menimpa di seluruh propinsi di Indonesia. Tentunya kerugian yang ditimbulkan cukup besar, apalagi tidak diupayakan penanggulangan hama tikus. Dampaknya usaha budidaya pertanian yang dilakukan di sebagian besar wilayah Indonesia tidak mencapai hasil optimal.

Perkembangan Hama Tikus

Perkembangan hama tikus sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dalam hal ini faktor utama penentu perkembangan hama tikus adalah ketersediaan makanan. Di daerah-daerah dengan musim hujan dan musim kemarau yang tidak terlalu jauh berbeda sepanjang tahun, faktor ketersediaan makanan bagi hama tikus tidak berbeda banyak, hasilnya kepadatan populasi hama tikus juga dapat stabil. Di daerah-daerah yang jelas perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau, kepadatan populasi hama tikus tidak stabil. Di musin hujan, bila persediaan makanan cukup populasi tikus akan berkembang pesat begitu pula sebaliknya jika persediaan makanan bagi hama tikus tidak tersedia hama tikus bahkan tidak dijumpai sama sekali.

Pola Makan Hama Tikus

Hama Tikus memiliki sifat pemakan segala tidak hanya padi hama tikus juga menyerang berbagai macam hasil pertanian seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, tebu, kelapa dan tanaman hasil pertaniaan lainnya. Bila mana tidak tersedia cukup makanan tikus dapat memakan apa saja, yang terpenting bagi tikus adalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat. Adakalanya tikus juga akan memakan jenis-jenis serangga, siput, bangkai ikan dan makanan hewan lainnya. Makanan jenis hewan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan protein dan hampir seluruh waktu yang digunakan untuk makan yaitu pada malam hari.

Beberapa jenis Hama tuksu yang di kenal merusak usaha budidaya pertaninan adalah Rattus argentiventer, Rattus-rattus diardi, Rattus exultant dan Rattus norvegikus. Dua jenis tikus yang pertama di sebutkan dapat merusak usaha budidaya pertanian dari mulai proses penanaman benih hingga hasil jadi produk pertaninan yang disimpan di dalam gudang.

Marfologi Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

Tubuh hama tikus ini umumnya berwarna kelabu gelap dengan dada berwarna keputihan. Panjang Badannya tikus sawah dari hidung sampai ujung ekor berkisar 270 -370 mm dengan berat sekitar 130 gr. Panjang ekor sama atau lebih pendek dari panjang badan. Tikus sawah mempunyai 6 pasang puting susu yang terletak dikiri dan kanan pada bahagian perut memanjang sepanjang badan. Tikus sawah dapat berkembang biak mulai pada umur 1,5 – 5 bulan setelah kawin, masa bunting memerlukan waktu 21 hari. Seekor tikus betina dapat melahirkan 8 ekor anak setiap melahirkan, dan mampu kawin lagi dalam tempo 48 jam setelah melahirkan serta mampu hamil dan menyusui dalam waktu bersamaan. Selama satu tahun satu ekor betina dapat melahirkan sampai 4 kali, sehingga dalam satu tahun dapat melahirkan sampai 32 ekor anak. Seekor tikus betina dapat bunting sebanyak 6- 8 kali dan perkehamilan bisa melahirkan sekitar 10 ekor sehingga satu ekor tikus betina berpotensi berkembang biak hingga 80 ekor per satu musim tanam.
Marfologi Tikus Rattus Exultant

Tikus ini hidup di semak-semak, padang rumput dan huma. Tubuhnya sedikit lebih kecil dari tikus sawah. Panjang badannya dari hidung sampai ujung ekornya berkisar antara 220-285 mm. Panjang ekor sama atau lebih panjang dari badannya. Puting susunya adalah 2 pasang dikiri dan dikanan sehingga puting susu berjumlah delapan. Tikus semak pandai memanjat, bahagian atas badannya warna kelabu dan bahagian bawahnya berwarna putih kelabu. Tikus ini sering didapat disemak-semak, dirumah dan dipinggir-pinggir hutan namun kurang suka didaerah banyak air.
Prilaku Hidup Hama Tikus

Tikus termasuk hama yang agak sulit dikendalikan karena hama ini mempunyai indra penciuman, peraba dan pendengaran yang tajam, gerakan untuk melakukan kegiatan dimalam hari terutama dituntun oleh misai dan bulu-bulu yang tumbuh panjang.

Hama ini sering mengerat terutama dimalam hari, yang dikerat biasanya benda-benda keras tujuan utamanya adalah untuk mempertajam gigi seri dan memelihara gigi seri agar selalu tumbuh normal. Apabila gigi serinya dibiarkan maka gigi seri tersebut dapat mengganggu kegiatan makannya. gigi serinya dapat tumbuh mencapai 15-25 mm Perkembangbiakan tikus sangat ditentukan oleh kondisi tersedianya makanan. Musim hujan dengan persediaan makanan cukup tikus akan berkembang pesat dan pada musim kemarau perkembang biakannya akan sangat terhambat bahkan dapat terhenti.
Tempat Hidup Hama Tikus

Tikus lebih suka hidup ditempat yang tersedianya makanan yang cukup yang didaerah-daerah semak yang dapat memberi perlindungan. Didaerah yang bervegetasi mereka sangat senang karena dapat memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Tikus sawah merupakan binatang yang sangat pandai membuat liang untuk bersarang. Liang sangat berfungsi sebagai tempat berlindung dan melahirkan anak-anaknya serta menimbun makanan. Liang dibuat pada saat masa perkawinan dengan bentuk berlikuk likuk dibawah tanah sedalam 0,5 meter dan panjangnya terkadang dapat mencapai 10 meter tergantung pada perkembangan jumlah kelompoknya. Tikus yang akan melahirkan akan mengurung diri dalam liang dan menutup pintu masuk dengan tanah galian . Tutup ini akan dibuka apabila anak-anaknya sudah mulai membesar dan mampu bergerak sendiri.
Lubang tikus tidak selalu dihuni, terutama pada waktu persediaan makanan kurang atau bencana banjir. Tikus biasanya mengembara atau membuat sarang baru atau menempati lubang lama disekitar tanggul irigasi, pekarangan rumah, sekitar gudang padi, kebun tebu semak belukar, perkuburan dan tempat-tempat tanah yang tinggi. Anehnya liang yang ditinggalkan tidak digunakan oleh tikus lain kecuali tempat berlindung atau berteduh.
Kerusakan Akibat Serangan Hama Tikus

Tikus dapat menyerang beberapa jenis tanaman seperti padi, kacang tanah, kedelai, ubi kayu,ubi jalar, tebu kelapa. Tetapi tanaman yang sering diserang dan paling disenangi ialah padi. Serangan pada tanaman padi memperlihatkan pada bahagian batangnya terpotong. Bila serangan hama ini terjadi pada vase vegetatif seekor hama tikus dapat merusak tanaman antara 11-176 batang padi/malam. Pada saat bunting kemampuaan merusak meningkat menjadi 24-246 batang /malam. Besarnya kerugiannya yang disebabkan oleh tikus ditentukan oleh banyaknya anakan yang gagal menghasilkan malai masak pada waktu panen.
Pengendalian Hama tikus

Beberapa penyebab hama tikus terus menyerang tanaman padi setiap tahun dibeberapa daerah di Indonesia

Pengendalian Hama tikus yang dilakukan petani berjalan sendiri-sendiri.
Monitoring yang lemah terhadap hama
Terlambat melakukan pengendalian dan pengendalian sering tidak berkelanjutan
Kurangnya pemahaman terhadap hama tikus dan informasi teknologi dalam memberantas hama ini. Membunuh seekor tikus betina pada waktu tanam sama dengan membunuh 80 ekor tikus setelah berkembang biak. Oleh karena itu dalam mengendalikan hama tikus diperlukan suatu strategi dengan metode konsep pengendalian hama terpadu yaitu memamfaatkan semua teknik yang kompatibel dalam suatu sisitim yang harmonis untuk mempertahankan populasi dibawah batas ambang ekonomi.
Beberapa cara pengendalian yang dipadukan dalam satu srtategi pengendalian hama terpadu.yaitu sbb:
Sanitasi lingkungan
Membersihkan semak-semak dan rerumputan, membongkar liang serta sarang serta tempat perlindungan lainnya. Dengan lingkungan yang bersih tikus merasa kurang mendapatkan perlindungan.
Fisik dan mekanis
Pengendalian cara ini merupakan gabungan semua cara fisik untuk membunuh tikus seperti dengan pukulan, diburu dengan anjing, menggunakan perangkap, penggunaan pagar plastik. Cara ini biasanya lebih berhasil apabila dilaksanan secara massal atau grapyokan. Grapyokan dapat dilakukan bila padi sawah telah dipanen atau saat sawah sedang tidak ditanami ataupun sedang bera. Pada saat dilakukan kegiatan ini liang-liang tikus dibongkar dan tikusnya dibunuh. Pengunaan pagar plastik khususnya dilakukan pada persemaian padi. Dengan metoda ini diharapkan tikus tidak dapat masuk kedalam persemaian, dan hasilnya lebih baik bila dikombinasikan dengan pemasangan perangkap.
Pengaturan waktu tanam
Dianjurkan untuk Penanaman yang serentak dan diupayakan keserentakan pada saat bunting dan bermalai.
Penggunaan bahan kimia
Pemasangan umpan beracun dengan rodentisida antikogulan pada saat berangkat hingga menjelang padi bunting. Pengumpanan dihentikan apabila padi sudah bunting.
Pengemposan dengan asap beracun (belerang)atau pembakaran karbit pada mulut liang tikus dengan pompa kompor. pengemposan dilakukan pada saat bunting atau padi bermalai.
Dalam pengendalian hama tikus ada beberapa syarat untuk mencapai kesuksesan :
- serempak meliputi areal yang luas
- massal yaitu mengikuti semua pihak
- berulang kali sampai populasi tidak lagi meninbulkan kerugian.

cara penanaman jagung


Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.

Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ≥ 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3- 5 cm.

CARA PENANAMAN

Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.

Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

metode cara tanam padi


Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, pupuk kandang yang diolah untuk pupuk tanahnya. Lalu, bibit yang disemai tidak lagi 20 hari, melainkan tujuh hari tempat persemaian sederhana seperti memanfaatkan besek kecil.

Jika sebelumnya benih dibutuhkan 30 kg/ha, kini pola SRI cukup 7 kg/ha. Setelah itu, ditanam di sawah dengan biji tunggal (satu biji benih) saat usia benih tujuh hari dengan jarak 30 cm x 30 cm. Tidak banyak diberi air, lalu penyiangan dilakukan empat kali, pemberian pupuk alami hingga enam kali, pengendalian hama terpadu, dan masa panen saat usia 100 hari atau lebih cepat 15 hari dengan pola biasa. Menurut Kepala Dinas Pertanian Ciamis, Ir. Lukman, saat ini sudah 73 ha lahan yang memakai pola SRI. Rata-rata setiap panen mencapai 10 ton/ha dengan pola biasa hasil panen rata-rata hanya 4.5 ton/ha. Sungguh kenaikan yang cukup significant terjadi lonjakan produksi padi dengan pola SRI hingga 100%. Ini artinya, ada peluang besar dalam meningkatkan produksi pertanian padi dan juga ramah lingkungan.

TAHAPAN

Pupuk Organik sebanyak 4-8 ton/ha (tergantung kandungan organik sawah, bila kadar organik tanah sudah mencapai 2 % maka dengan pemupukan 1 ton/ha sudah mencukupi untuk menjaga keseimbangan kesuburan). Pupuk organik ditaburkan merata ke permukaan tanah. Setelah itu sawah dibajak sesuai dengan kedalaman akar padi sekitar 30 cm.
Setelah sawah dibajak selajutnya direndam dengan air selama seminggu untuk mengkondisikan pupuk organik jadi lebih matang dan menyebar di dalam tanah.
Setelah direndam 1 minggu sawah digaru agar kontur tanah merata untuk persiapan tanam. Pada saat bersamaan bibit padi mulai ditebar setelah diperam selama 4 hari sampai keluar akar.
Setelah digaru sawah digenangi air lagi sambil menunggu bibit umur 7-9 hari untuk siap tanam, 2 hari sebelum tanam air dikeluarkan dari sawah sampai kondisi tanah masih tetap basah tapi tidak tergenang air.
Sawah digarit dengan garis horizontal vertikal tegak lurus berjarak sama 25 cm x 25 cm.
Padi ditanam satu bibit perlubang
Setalah dilakukan PENG-GARITAN padi ditanam tepat pada titik temu antara garis vertikal dan horisontal. Padi ditanam satu per satu atau dua dua sebagai cadangan untuk nyulam.
Setelah padi ditanam tanah dikondisikan basah tapi tidak tergenang agar transfer oksigen ke tanah terus berjalan dan aman dari gangguan keong emas. Pada awalnya padi nampak jarang dan kecil-kecil.
Pada Umur 15-20 hari dialakukan penyiangan pertama untuk membersihkan rumput dengan cara mekanis pakai landak diikuti tenaga manusia yang mencabut rumpuk yang berdekatan dengan batang padi. Bila setelah penyiangan pertumbuhan padi tampak tidak merata maka dilakukan penambahan pupuk majemuk agar pertumbuhan vegetatif padi optimalberanak banyak dan berbatang kuat.
Padi umur 30-35 hari dilakukan penyiangan kedua, bila padi tumbuh segar, hijiau dan batangnya kokoh maka setelah penyiangan tidak perlu dilakukan pemupukan tambahan
Padi Umur 30 Hari Padi siap panen
Setelah umur 40 hari padi sudah tampak tumbuh lebat dan pada umur 50 hari padi mulai berbunga. Padi dengan Pola Tanam SRI anaknya banyak bulirnya lebat untuk menjamin agar bijinya penuh berisi maka perlu pupuk daun. Agar produk SRI masih dalam Koridor Beras Organik maka disarankan menggunakan Biopestisida atau NanoGren agar produknya standard, merata dan tidak tercemar pestisida. Umur 95 hari padi siap panen.

tata cara pemupukan padi


Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya penting memakai dosis pupuk yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara pengunaan pupuknya. Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah melahirkan berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk, yakni:

Memupuk dengan cara pemberian melalui akar
Memupuk dengan cara pemberian melalui daun

1. Memupuk melalui akar
Yaitu segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara:

1. Disebar (broad casting)

Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan untuk menggunakan cara ini adalah:
a. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan

b. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat dengan permukaan tanah

c. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik

d. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi

e. Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang diambil tanaman sedikit

Cara pemupukan ini biasanya digunakan untuk memupuk tanaman padi, kacang-kacangan dan lain-lain yang mempunyai jarak tanam rapat. Kerugian cara ini ialah merangsang pertumbuhan rumput pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.

2. Ditempatkan di antara larikan/barisan

Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Pupuk yang digunakan relatif sedikit

b. Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak antara barisan pertanaman cukup jarang

c. Kesuburan tanah rendah

d. Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit

e. Untuk tanah tegalan atau darat

f. Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara oleh tanah dalam jumlah yang cukup besar

3. Ditempatkan dalam lubang

Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sejauh kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah. Untuk tanaman tahunan pupuk dibenamkan ke dalam lubang pupuk yang melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus dan terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan sama dengan cara larikan/barisan.

forum


teknologi N Informasi

pertanian budidaya buah semangka


BUDIDAYA SEMANGKA

I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Media Semai

- Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.

3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
a. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
b. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
c. Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.

3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

3.4.5. Pemupukan

Waktu

Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)

ZA

TSP

KCl

Susulan I (3 hari)

40

-

40

Susulan II Daun 4-6 helai

120

85

80

Susulan III Batang 45–55 cm

170

-

30

Susulan IV Tanaman bunga

130

-

30

Susulan V Buah masih pentil

80

-

30

POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu


POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.

b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.

c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.

d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.

e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.

b. Bercak Daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.

c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.

d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.

e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

f. Karat Daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).

3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.

pertanian budidaya buah manggis


Teknik Budidaya Tanaman Buah Manggis


Asal dari kepulauan Malaya termasuk keluarga Guttiferae. Beberapa species membentuk buah yang dapat dimakan, tetapi tidak seenak buah manggis. Kecuali buah, bagian tanaman lain juga sangat bermanfaat seperti misalnya kulit buah, kulit kayu, akar dan lain bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti diare, obat cacing, tumor pada rongga mulut. Kulit buah manggis juga merupakan komoditas ekspor dari Singapura ke Cina.

DESKRIPSI

• Tinggi tanaman 10-25 m. Mahkota bunga ada yang bulat, ada yang seperti piramid kompak meruncing keatas. Tanaman ini sukar dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya yang sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif.@tipspetani
Syarat Tumbuh

• Tumbuh baik di daerah yang suhunya tinggi, lembab, curah hujan tinggi merata sepanjang tahun. Tidak tahan pada angin laut. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 220-230C. Tanaman muda membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Manggis ini sangat baik tumbuh pada tanah yang kaya akan bahan organik dengan aerasi yang cukup baik. Umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di pulau Jawa terdapat di selatan Jawa Barat, bagian utara Jawa Barat sekitar Serang, Tangerang, Cibinong, Purwakarta dan Subang, bagian selatan DKI Jakarta, Jawa Tengah sekitar Bumiayu, Kebumen, sebelah selatan Batang, Kendal dan Ungaran. Di Jawa Timur manggis dapat dikembangkan di daerah basah sekitar G. Semeru ke barat sampai lereng G. Kawi dan ke timur sampai lereng G. Lamongan, sekitar Pacitan-Blitar dan lereng selatan G. Raung
Perbanyakan

• Perbanyakan dengan biji
Manggis dapat diperbanyak dengan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis terbentuk secara apomiktis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera dikecambahkan segera setelah diambil (dikeluarkan) dari buah. Apabila tetap berada dalam buah, biji manggis tetap bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya.

• Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa setek, cangkok,penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris (batang atas). Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 2 tahun atau yang diameter batangnya kurang lebih 0,5 cm, mempunyai kulit batang berwarna hijau. Metode penyambungan celah lebih banyak berhasil daripada metode sisi.

Pembibitan

• Pembibitan perlu dipilih lokasi yang cocok, yaitu teduh dan tidak jauh dari sumber air. Tanah untuk pesemaian diolah cukup dalam, dan dibuat bedengan selebar 1,2 m, tinggi bedengan kira-kira 30 cm. Diantara bedengan dibuat selokan pembuangan air. Tanah diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/m3 apabila biji akan disemai dalam kantong plastik maka media yang baik adalah campuran tanah kebun, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan bagian 1:1:1. Apabila biji disemaikan dalam bedengan, maka biji ditanam pada jarak tanam 40 cm x 30 cm , sedalam 0,5 - 1,0 cm. Pesemaian yang menggunakan kantong plastik, cukup menanam 1 biji dalam 1 kantong plastik. Mulai umur 1 bulan, bibit perlu mendapat pupuk. Setiap bibit diberi 2-3 gram campuran urea dan TSP. Pemberian pupuk diulang sebulan sekali.
Pemeliharaan Tanaman

• Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 g urea/pohon. Pemberian diulang setiap 6 bulan sekali ditambah 20-30 kg pupuk kandang. Untuk membantu mempertahankan kesehatan tanaman apabila berbuah nanti, maka untuk bibit sambungan mulai umur 4